Dompu,Realitanya.Com- Produksi udang hasil tambak di Dompu setiap musim panen belum mencapai hasil yang maksimal, karena petani masih mengandalkan pola tambak tradisional. Demikian ungkap Kabid Perikanan Budidaya Dislutkan Dompu, Nurkumala S.PI kepada media ini di ruangan kerjanya.
Dia menjelaskan potensi tambak di Dompu seluas 3.700 hektar. Umumya petani masih menggunakan pola tambak tradisional. Tak heran bila hasil tambak masih jauh dibawa hasil tambak moderen.
Katanya, dalam satu hektar tambak tradisional hanya mampu memproduksi 300 kg- 400 kg dalam kondisi normal. Karena petani tambak tradisonal yang hanya mengandalkan pupuk dan kapur dolomit untui menaikan PH tanah, tanpa diberi pakan tambahan. Sedangkan pola tambak insentif justru kebalikan dari tambak tradisonal, sehingga produksi udang per hektarnya bisa mencapai 4 ton dengan bobot udang lebih besar mencapai size 50-80 per kg.
Penurunan hasil panen tambak tradisional bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti cuaca ekstrem, perawatan yang buruk, dan penyakit.
Faktor-faktor penyebab penurunan hasil panen, cuaca ekstrem, seperti suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, dapat menurunkan sistem imun udang dan kemampuannya untuk mencerna makanan.
Perawatan yang buruk, seperti tidak memberi pakan secara teratur atau kualitas air yang buruk, dapat membuat udang kekurangan oksigen atau keracunan.
Penyakit, seperti Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) dan Early Mortality Syndrome (EMS), dapat menyebabkan kematian udang.
Untuk mencegah penurunan hasil panen, petani bisa melakukan beberapa hal, seperti, menggunakan Disease Prevention System (DPS) untuk mengatur kualitas air tambak udang secara otomatis.
Memeriksa biosecurity skoring untuk menentukan tingkat kerentanan tambak terhadap serangan penyakit, memberi pakan udang secara teratur dan engontrol kualitas air tambak. (ADV)